Warta Lainnya »

Berita Lainnya »

Asal Mula Nama Situraja Kecamatan Situraja

Warta Lingga Sumedang - Asal Mula Nama Situraja Kecamatan Situraja,  Pada suatu hari, raja di istiana Sumedang menyuruh patih-patihnya agar menyiapkan danau atau situ.
Karena pada saat itu raja sedang ingin memancing dan memang itu hobi raja tersebut. Lalu patih-patihnya kembali kekerajaan dan memberitahu raja kalau danau (situ) yang diminta sudah siap untuk dipakai memancing. Lalu rombongan raja bersama patih-patihnya berangkat untuk pergike danau (situ) itu.

Setelah samapai disana raja dengan didampingi oleh para dayangnya memancing di danau (situ) itu. Tidak lama kemudian, pancingan raja pun berhasil mengenaiikan yang sangat besar sekali, sampai-sampai raja pun tak kuat menahan tarikan dari ikan tersebut. Dan akhirnya, raja pun terjatuh kedanau (situ) yang dalam sehingga patih-patih dan dayang-yangnya pun tidak dapat melakukan apa-apa karena raja sudah tenggelam tak terlihat lagi. Dan di beri namalah daerah danau (situ) itu “SITURAJA“.

Mitos
Uyut merah adalah seorang yang sakti.Semasa hidupnya dia menyukai petasan atau granat. Beliau wafat, dan dimakamkan di Situraja yang terletak di pasar situraja. Makam Uyut Merah juga dipercaya oleh sebagian masyarakat karena ada pesan dari Uyut Merah: “apabila yang mau berziarah ke makam saya harus menyalakan petasan yang besar”.

Sampai sekarang masyarakat yang masih memperayainya masih melaksanakan ritual menyalakan petasan yang besar tepatnya di makam Uyut Merah. Di suatu hari, waktu pembongkaran makam Uyut Merah yang akan digunakan sebagai pasar . Ada kejadian aneh,tiba-tiba hujan angin besar pada saat memindahkan makam Uyut Merah . Akhirnya, masyarakat memutuskan makam itu tidak jadi dipindahkan. Sampai sekarang makam itu masih dianggap makam keramat, dan dilestarikan karena pada setiap lebaran masih banyak orang yang berziarah kemakam uyut merah tersebut.

Dongeng
Zaman dahulu, daerah situraja kedatangan seorang Pangerang Sumedanglarang. Dia berkunjung kepada masyarakat dan melihat kehidupan masyarakat khususnya di kampung Cikubang. Selama diperjalanan, Pangeran samapai di kampung pamulihan, Pangeran diberi makan oleh masyarakat Pamulihan kebetulan disuguhi sambel,lalapan dll. 

Lalu Pangeran bilang: “Sambalnya enak sekali”
Dan sampai sekarang yang namanya sambel Pamulihan itu yang beredar dimasyarakat rasanya enak.
Lalu setelah itu Pangeran melanjutkan perjalanan dengan patih-patihnya sampai di kampung Cikubang.

Ada seorang petani ditanya oleh Pangeran Sumedang: “ Sedang apa pak?“
Petani itu menjawab: “Sedang mengambil mangga .”
Berhubungan petani itu pelit, Pangeran yang meminta mangga itu tidak diberi.
Dan Pangeran berkata: “Mangga disini mah luarnya bagus, tapi dalamnya banyak ulet.”
Sampai sekarang manga dari cikubang dalamnya jelek tapi luarnya bagus. Itu kenyataan yang diucapkan oleh Pangeran Sumedang. Ini sebagian cerita Pangeran Sumedang.

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top